Feri Firmansyah
Bandung - Bermula dari kebiasaan orangtua mengajak Asep Abdul menonton pertandingan Persib, membuat rasa cinta itu terus mendarah daging di hatinya, hingga dia dipercaya menjadi Ketua Bobotoh Maung Bandung Bersatu (Bomber).
Tubuh tinggi, besar, dan berkesan garang terlihat pada sosok Asep. Namun, itu hanya kesan pertama. Saat melakukan perbincangan, pribadi santun mengalir darinya.
“Saya suka Persib karena memang orangtua yang selalu mengajak saya menonton di stadion. Sejak usia saya 5 tahun sudah sering ajak jadi saja sampai sekarang Persib sudah mendarah daging. Saya sering bolos dari SD demi menonton Persib,” ungkap Asep kepada INILAH.COM saat ditemui di Jalan Kopo, Kota Bandung, Senin (2/1/2012).
Berawal dari keterlibatannya bersama salah satu perkumpulan bobotoh terbesar Viking Fans Club (VFC) Persib pada 1993, Asep terpikir membuat komunitas sendiri bernama Persib Stone Lover (PSL). Komunitas tersebut dibentuk bersama teman-temannya, hingga akhirnya berubah nama menjadi Bomber.
“Dulu Bomber memang tidak sebesar sekarang, hanya sebuah komunitas. Tapi sekarang Bomber sudah memiliki legalitas hukum dan sudah izin dari beberapa dinas. Registrasi dari logo dan semuanya sudah beres. Bomber sendiri merupakan bobotoh yang ingin menyatukan visi dan misi mendukung Persib,” jelasnya.
Memilih memangku jabatan sebagai Ketua Bomber dan meninggalkan Viking, bagi Asep bukanlah hal yang berarti. Kedua fans klub ini memiliki tujuan sama yakni mendukung Pangeran Biru untuk tetap terjaga di kancah dunia sepak bola Indonesia.
“Viking dan Bomber sama saja. Saya hanya masih merasa punya tanggung jawab saja di sini, makanya lebih konsen ke Bomber. Tapi kita juga tetap melakukan komunikasi dengan baik bersama Viking. Kita juga belajar banyak dari Viking karena Viking juga merupakan bagian dari Bomber yang sudah terkoordinir dengan baik. Kita hanya beda tribun saja kalau nonton,” lanjutnya.
Menjabat sebagai ketua saat 2001 dan 2006 hingga kini, tidak membuat Asep menjadi besar kepala. Bomber kini telah berusia 10 tahun, dan terus merambah kawasan Jabar bahkan hingga ke Kalimantan. Asep bangga kini anggota Bomber sudah mencapai 38.000 di seluruh wilayah.
Untuk bergabung bersama Bomber sendiri dikenakan biaya sebesar Rp50.000 sudah termasuk baju, kartu anggota, serta diskon bila berbelanja di distro resmi Bomber. “Kita punya distro dikelola oleh beberapa anggota Bomber. Hasilnya yang didapatkan juga untuk kegiatan Bomber,” pungkasnya