SELAMAT DATANG di blog BEWARA Sebuah fan site yang didedikasikan buat para bobotoh PERSIB BANDUNG dimanapun berada. Wab ini menampilkan kumpulan berita aktual dan terkini secara lengkap dalam mengikuti derap langkah perjalanan dan perkembangan PERSIB sebagai tim sepak bola terbaik di tanah air.

Ada Cerita Persib dan Merah Putih Dibalik Kios Rokok Ilyas


Legenda Persib
DULU jatuh bangun mengawal gawang Persib Bandung dan tim nasional Indonesia, kini jatuh bangun bertahan dari tuntutan hidup.
Kondisi tersebut dialami Mochamad Ilyas, kiperMaung Bandung di era 1950-an sampai awal 1970-an ini harus hidup dalam kondisi lumayan memprihatinkan. Di usianya yang sudah cukup lanjut, Ilyas tak hanya harus berjuang memenuhi kebutuhan ekonomi juga berjuang menjaga kesehatannya yang sudah tak lagi stabil.
Mengawali karier sepakbola bersama klub Sidolig kota Bandung pada tahun 1949, Ilyas tergoloong serius menjajaki karier sepakbola hingga akhirnya menembus skuad Persib dan timnas Indonesia di kemudian.
Kiprah Ilyas saat itu, dinilai menonjol dibandingkan pemain lainnya. Bakatnya cukup mengundang para pencari bakat. Dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, Ilyas bisa membuktikan, bahwa dirinya bisa menjadi penjaga gawang yang berkualitas di tanah air.

Pada tahun 1952, Ilyas mulai merambah klub lain dan meninggalkan Sidolig. Tahun 1953, Ilyas bergabung dengan klub Mars Kota Bandung. Karena dinilai selalu menonjol, dirinya  selalu diminati oleh klub-klub di kota Bandung.Ilyas yang semakin berkembang, mulai menunjukkan diri sebagai penjaga gawang yang mempunyai kualitas di kota Bandung. ditahun yang sama pula, Ilyas mulai diminati oleh Tim PON Jabar tahun 1953.

Sampai akhirnya, ditahun yang sama, Ilyas yang saat itu berusia 21 tahun, mulai meraih kepercayaan untuk masuk skuad Persib yang diarsiteki Thomas Sowa. Dengan semangat dan kerja kerasnya, Ilyas kerap selalu dipercaya menjadi penjaga gawang utama di Persib saat itu.Bersama rekan seperjuangannya yang mengisi posisi sama Juju (alm), Ilyas silih berganti untuk menjaga gawang Maung Bandung dari terkaman lawan-lawannya.

Hal berkesan yang sampai saat ini masih teringat oleh Ilyas saat masih membela Persib, ketika Ilyas memperkuat Persib di IKADA (Ikatan Atletik Djakarta) sempat mengalami retak tulang pelipis karena berbenturan dengan pemain Solo, Darmadi."Itu hal yang sampai saat ini tidak akan saya lupa, saya bisa membela Persib dengan sepenuh hati," ujar lelaki yang lahir 17 Agustus 1933 silam ini saat ditemui persibholic.com di kediamannya jalan Supratman, Bandung, Kamis (29/9/2011).

Pada tahun 1970, Ilyas akhirnya memutuskan pensiun dari Persib dan mulai membina klub Sidolig yang telah membesarkan namanya. Bisa membela Persib pada saat itu, adalah sebuah kebanggaan bagi Ilyas.Meski saat itu dirinya hanya di bayar Rp25 ribu, itu pun hanya uang saku, bukan gaji. Namun, Ilyas tetap bermain sepenuh hati untuk jagoan Bandung. Persib di eranya, memang benar-benar Persib yang dihuni oleh para pemain binaan hasil seleksi dari kompetisi sepakbola di kota Bandung.

"Kalau melihat pemain Persib saat ini, sudah terbilang enak. Jaman saya dulu, pemain itu hanya di beri uang saku saja sebesar Rp25 ribu. Tapi, dulu kita tidak melihat dari rupiah. Semua pemain bermain total untuk bisa membawa Persib juara. Dek paeh di lapangan ge siap, ari keur Persib mah (mau mati di lapangan juga siap, kalau untuk Persib)," ceritanya.
Dimasa tuanya kini, lelaki berusia 79 tahun itu, hanya bisa menjaga sebuah kios rokok di perempatan antara Jalan Supratman-Jalan Ahmad Yani-Jalan Jakarta, yang menjadi sandaran dirinya untuk menyambung hidup. Dulu ia dibanggakan, tapi kini, ia sedikit terlupakan.
Meski seperti itu, jasa seorang Mochamad Ilyas dalam menjaga gawang Persib pada eranya dulu, tidak akan pernah di lupakan oleh bobotoh Persib yang pernah mengenal dirinya.
(Ziyan M Nasyith)


Sumber : persibholic.com