Feri Firmansyah
INILAH.COM, Bandung - Pelatih Persib Bandung Drago mamic merasa sudah waktunya menurunkan tensi latihan, untuk menghindari kejenuhan setelah anak asuhannya mengalami peak performance.
Bahkan pada sesi latihan Jumat (30/9/2011) pelatih asal Kroasia tersebut hanya memberikan satu kali menu latihan fitnes di D'Groove Gymnasium, Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung. Selanjutnya pemain diminta istirahat dan tidak ada latihan sore.
Hari ini adalah sesi latihan fisik terakhir. Ke depan tidak akan ada lagi latihan peningkatan kondisi fisik. Mamic mengibaratkan timnya saat ini seperti sebuah frekuensi ada gelombang naik dan turun, dan saat ini pemain tengah berada di gelombang atas.
"Membentuk tim harus melalui proses, dan proses pembentukan tim saat ini, pemain sudah berada di level atas. Dan saya harus menurunkan perfomanya, agar mereka tidak mengalami kejenuhan," kata Mamic.
Lebih lanjut, pelatih berusia 57 tahun ini pun menjelaskan, setiap latihan yang digelar sehari dua kali itu tentunya memiliki tujuan. Ketika tidak mencapai tujuan tersebut, harus ada perjuangan untuk mencapai tujuan itu.
Drago bisa memaksakan pemainnya untuk menjaga peak perfomance tersebut. Namun dia khawatir jika ritme perfoma tidak diturunkan pemain akan mengalami kejenuhan dan bisa berdampak fatal bagi kondisi tim secara menyeluruh.
Ritme yang dijaga ini jugalah yang membuat Mamic bersikeras tidak mau menggelar laga uji coba sebelum liga dimulai karena khawatir akan mengganggu skema ritme yang sudah dirancang.
"Setiap latihan ada tujuannya. Ketika tujuan hasil akhir tidak tercapai harus ada perjuangan untuk mencapai tujuan itu, tapi hasilnya itu bukan hanya untuk menjadi juara atau menang. Sebab untuk mencapai itu tidak hanya terpaku pada latihan saja, meski kriteria latihan memakai yang terbaik didunia, namun ketika pemain tidak bagus, dan tidak sesuai dengan komposisi permainan tetap saja akan sulit mencapainya,"